Salam Ukhwah Fillah

Listen to Quran

Nasib dua wartawan, enam sukarelawan belum di ketahui


Seorang wartawan dan seorang jurukamera stesen televisyen Astro Awani dalam kapal Turki "Mavi Marmara" yang diserang tentera Israel pagi ini dalam misi bantuan ke Gaza, belum diketahui.

Seorang pegawai stesen televisyen itu berkata mereka cuba menghubungi wartawan Ashwad Ismail, 25, dan jurukamera Shamsul Kamal Latip, 38, sejak 11 pagi tadi tetapi tidak berjaya.

"Kami sedang cuba mendapat maklumat mengenai keadaan mereka melalui pelbagai cara," katanya ketika dihubungi.

Kali terakhir kedua-duanya menghubungi stesen televisyen itu ialah pada 7.45 malam semalam ketika kapal itu sedang berada dekat Gaza manakala rakaman gambar kapal berkenaan diterima di Kuala Lumpur awal pagi ini.

Enam lagi rakyat Malaysia yang berada dalam satu lagi kapal, "Rachel Corrie" yang juga dalam misi serupa, dilaporkan selamat.

Mereka terdiri tiga wakil Perdana Global Peace Organisation (PGPO) Shamsul Akmar Musa Kamal, Matthias Chang dan Ahmad Faizal Azumu, Ahli Parlimen Parit, Mohd Nizar Zakaria serta wartawan Halim Mohamed dan jurukamera Mohd Jufri Judin, kedua-dua daripada TV3.

Menurut laporan Al-Jazeera, seramai 15 aktivis terbunuh dan ramai yang cedera apabila komando Israel menyerang kapal Turki itu yang mendahului beberapa kapal lain dalam misi menghantar 5,000 tan bahan binaan, bekalan sekolah dan peralatan perubatan ke Semenanjung Gaza.

Dalam satu khidmat pesanan ringkas (SMS) kepada PGPO, Shamsul berkata mereka berada 1,600 kilometer dari Gaza.

"Rancangan sekarang ialah untuk meneruskan perjalanan dan berpatah balik jika ada amaran daripada tentera Israel," katanya.

- Bernama

#di harapkan semua umat islam dapat sembahyang hajat dan mendoakan keselamatan juga kelancaran perjalanan konvo ini.

Abdullah ibnu rawahah (pejuang perang muktah)


Sahabat asal Ansar dari suku Khajraj ini termasuk orang yang memeluk agama Islam dari sejak dini yang merupakan salah seorang pimpinan dalam baiat Akabah. Berliau ini sempat mengikuti perang Badar dan peperangan-peperangan sesudah itu, akhirnya beliau meninggal dalam perang Muktah.

Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sedang duduk di suatu tempat dataran tinggi kota Mekah, menghadapi para utusan yang datang dari kota Madinah, dengan bersembunyi-sembunyi dari kaum Quraisy. Mereka yang datang ini terdiri dari duabelas orang utusan suku atau kelompok yang kemudian dikenal dengan nama Kaum Anshar. Mereka sedang dibai’at Rasul (diambil Janji sumpah setia) yang terkenal pula dengan nama Bai’ah Al-Aqabah al-Ula (Aqabah pertama). Merekalah pembawa dan penyi’ar IsIam pertama ke kota Madinah, dan bai’at merekalah yang membuka jalan bagi hijrah Nabi beserta pengikut beliau, yang kemudian, membawa kemajuan pesat bagi Agama Alloh Subhanahu wa Ta’ala yaitu Islam. Salah satu dari utusan yang dibai’at Nabi itu, adalah Abdullah bin Rawahah.

Pada tahun berikutnya, Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam membai’at lagi tujuhpuluh tiga orang Anshar dari penduduk Madinah pada bai’at ‘Aqabah kedua, dimana Abdulah Ibnu Rawahah ini pun termasuk salah seorang utusan yang dibai’at itu.

Kemudian sesudah Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersama shahabatnya hijrah ke Madinah dan menetap di sana, maka Abdullah bin Rawahah jualah yang paling banyak usaha dan kegiatannya dalam membela Agama dan mengukuhkan sendi-sendinya. Ialah yang paling waspada mengawasi sepak terjang dan tipu muslihat Abdulla bin Ubay (pemimpin golongan munafik) yang oleh penduduk Madinah telah dipersiapkan untuk diangkat menjadi raja sebelum Islam hijrah ke sana, dan yang tak putus-putusnya berusaha menjatuhkan Islam dengan tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada. Berkat kesiagaan Abdullah bin Rawahah yang terus-menerus mengikuti gerak-gerik Abdullah bin Ubay dengan cermat, maka gagalah usahanya, dan maksud-maksud jahatnya terhadap Islam dapat di patahkan.

Ibnu Rawahah

Ibnu Rawahah adalah seorang penulis yang tinggal di suatu lingkungan yang langka degan kepandaian tulisi baca. Ia juga seorang penyair yang lancar, untaian syair-syairnya meluncur dari lidahnya dengan kuat dan indah didengar ….

Semenjak ia memeluk Islam, dibaktikannya kemampuannya bersyair itu untuk mengabdi bagi kejayaan Islam …..Dan Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyukai dan menikmati syair-syairnya dan sering beliau minta untuk lebih tekun lagi membuat syair.

Perperangan

Balatentara Islam maju bergerak kemedan perang muktah. Sewaktu orang-orang Islam dari kejauhan telah dapat melihat musuh-musuh mereka, mereka memperkirakan besarnya balatentara Romawi sekitar duaratus ribu orang …, karena menurut kenyataan barisan tentara mereka seakan tak ada ujung alhir dan seolah-olah tidak terbilang banyaknya ….!

Orang-orang Islam melihat jumlah mereka yang sedikit, lalu terdiam …dan sebagian ada yang menyeletuk berkata: “Baiknya kita kirim utusan kepada Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, memberitakan jurnlah musuh yang besar. Mungkin kita dapat bantuan tambahan pasukan, atau jika diperintahkan tetap maju maka kita patuhi”.

Tetapi Ibnu Rawahah, bagaikan datangnya siang bangun berdiri di antara barisan pasukan-pasukannya lalu berucap: “Saudara-saudara sekalian! Demi Alloh Subhanahu wa Ta’ala, sesungguhnya kita berperang melawan musuh-musuh kita bukan berdasar bilangan, kekuatan atau banyaknya jumlah Kita tidak memerangi memerangi mereka, melainkan karena mempertahankan Agama kita ini, yang dengan memeluknya kita telah dimuliakan Alloh Subhanahu wa Ta’ala… ! Ayohlah kita maju ….! Salah satu dari dua kebaikan pasti kita capai, kemenagan atau syahid di jalan Alloh Subhanahu wa Ta’ala… !”

Dengan bersorak-sorai Kaum Muslimin yang sedikit bilangannya tetapi besar imannya itu menyatakan setuju. Mereka berteriak: “Sungguh, demi Alloh Subhanahu wa Ta’ala, benar yang dibilang Ibnu Rawahah.. !”

Demikianlah, pasukan terus ke tujuannya, dengan bilangan yang jauh lebih sedikit menghadapi musuh yang berjumlah 200.000 yang berhasil dihimpun orang Romawi untuk menghadapi suatu peperangan dahsyat yang belum ada taranya.

Kedua pasukan, balatentara itu pun bertemu, lalu berkecamuklah pertempuran di antara keduanya.

Pemimpin yang pertama Zaid bin Haritsah gugur sebagai syahid yang mulia, disusul oleh pemimpin yang kedua Ja’far bin Abi Thalib, hingga ia memperoleh syahidnya pula dengan penuh kesabaran, dan menyusul pula sesudah itu pemimpin yang ketiga ini, Abdullah bin Rawahah. Dikala itu ia memungut panji perang dari tangan kanannya Ja’far, sementara peperangan sudah mencapai puncaknya. Hampir-hampirlah pasukan Islam yang kecil itu, tersapu musnah diantara pasukan-pasukan Romawi yang datang membajir laksana air bah, yang berhasil dihimpun oleh Heraklius untuk maksud ini.

Ketika ia bertempur sebagai seorang prajurit, ibnu Rawahah ini menerjang ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan tanpa ragu-ragu dan perduli. Sekarang setelah menjadi panglima seluruh pasukan yang akan dimintai tanggung jawabnya atas hidup mati pasukannya, demi terlihat kehebatan tentara romawi seketika seolah terlintas rasa kecut dan ragu-ragu pada dirinya. Tetapi saat itu hanya sekejap, kemudian ia membangkitkan seluruh semangat dan kekutannya dan melenyapkan semua kekhawatiran dari dirinya, sambil berseru:

“Aku telah bersumpah wahai diri, maju ke medan laga

Tapi kenapa kulihat engkau menolak syurga …..
Wahai diri, bila kau tak tewas terbunuh, kau kan pasti mati
Inilah kematian sejati yang sejak lama kau nanti …….
Tibalah waktunya apa yang engkau idam-idamkan selama ini
Jika kau ikuti jejak keduanya, itulah ksatria sejati ….!”
(Maksudnya, kedua sahabatnya Zaid dan Ja’far yang telah mendahului gugur sebagai syuhada).

Wafatnya

Jika kamu berbuat seperti keduanya, itulah ksatria sejati…..!” Ia pun maju menyerbu orang-orang Romawi dengan tabahnya …… Kalau tidaklah taqdir Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang menentukan, bahwa hari itu adalah saat janjinya akan ke syurga, niscaya ia akan terus menebas musuh dengan pedangnya, hingga dapat menewaskan sejumlah besar dari mereka …. Tetapi waktu keberangkatan sudah tiba, yang memberitahukan awal perjalananya pulang ke hadirat Alloh, maka naiklah ia sebagai syahid…..

Jasadnya jatuh terkapar, tapi rohnya yang suci dan perwira naik menghadap Zat Yang Maha Pengasih lagi Maha Tinggi, dan tercapailah puncak idamannya: “Hingga dikatakan, yaitu bila mereka meliwati mayatku: Wahai prajurit perang yang dipimpin Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dan benar ia telah terpimpin!” “Benar engkau, ya Ibnu Rawahah….! Anda adalah seorang prajurit yang telah dipimpin oleh Alloh…..!”

Selagi pertempuran sengit sedang berkecamuk di bumi Balqa’ di Syam, Rasululloh Shallallohu alaihi wa Sallam sedang duduk beserta para shahabat di Madinah sambil mempercakapkan mereka. Tiba-tiba percakapan yang berjalan dengan tenang tenteram, Nabi terdiam, kedua matanya jadi basah berkaca-kaca. Beliau mengangkatkan wajahnya dengan mengedipkan kedua matanya, untuk melepas air mata yang jatu disebabkan rasa duka dan belas kasihan … ! Seraya memandang berkeliling ke wajah para shahabatnya dengan pandangan haru, beliau berkata: “Panji perang dipegang oleh Zaid bin Haritsah, ia bertempur bersamanya hingga ia gugur sebagai syahid ….. Kemudian diambil alih oleh Ja’far, dan ia bertempur pula bersamanya sampai syahid pula ….”. Be!iau berdiam sebentar, lain diteruskannya ucapannya: “Kemudian panji itu dipegang oleh Abdulah bin Rawahah dan ia bertempur bersama panji itu, sampai akhirnya ia·pun syahid pula”.

Kemudian Rasul diam lagi seketika, sementara mata beliau bercahaya, menyinarkan kegembiraan, ketentraman dan kerinduan, lalu katanya pula : “Mereka bertiga diangkatkan ke tempatku ke syurga …”

Perjalanan manalagi yang lebih mulia …….

Kesepakatan mana lagi yang lebih

berbahagia …….

Mereka maju ke medan laga bersama-sama …….

Dan mereka naik ke syurga bersama-sama pula ….

Dan penghormatan terbaik yang diberikan untuk mengenangkan jasa mereka yang abadi, ialah ucapan Rasululloh Shallallohu alaihi wa Sallam yang berbunyi: “Mereka telah diangkatkan ke tempatku ke syurga…… “

Turning Point

What’s dark has become bright
What’s hidden is revealed
The fog’s lifted, the clouds cleared
The winding road morphs into a straight path

My vision becomes clear
Black and white paints different hues
With the knowledge I come to empower
I won’t return cowardly to that gray shade

Let’s turn back now, turn to where we started
Don’t wait for things to turn around, let’s turn them ourselves
Live for the truth, leave all the lies
“Because life is too short for unimportant things”

My steps are strong, my pace sure
A new exuberance makes up for the lousy past
The doors to the future I sought for are wide open
Nothing is standing in my way

Let’s forget our failures and past mistakes
Don’t laze any longer, let’s be brave and march to the light
Love each other, and
Believe in The Greatest Power we love so much

Allahu rabbi la ushriku bihi shai'an...

by zaqwan badli

Diari anak si mata satu

Satu cerita untuk renungan bersama pada hari ibu ini.
Kisah diari seorang anak yang mempunyai ibu bermata satu. (buta sebelah)

My mum only had one eye
I hated her.. she was such an embarassment.
She cooked for the students and teacher to support the family
There was this one day during elementary school where my mum came to say hello to me
I was so embrassed, how could she do this to me
I ignored her, throw her a hateful look and ran out
The next day on school one of my classmates said "Eee, your mum has only one eye".
I wanted to buty myself, I also wanted my mum to just disappered.
So, I confronted her that day "If you're only going to make me a laughing stock, why don't you just die."
My mum did not respond
I didn't stop to think for a second because I was full of anger
I was oblivious to her feeling. I want to out from that house.
So, I studied a real hard and got chnce to further my study
Then I got married, I bought a house from my own, I had a kid on my own. I was happy with my life
Then one day, my mother came to see me. She hadn't seen me in years and she didn't even meet her grandchildren's
When she stood at the door, my children laugh at her.
I scremed at her 'how dare you come t my house and scremed my children"
Get out of her now
And to this, my mother quietly answered, "Oh, I'm sorry, I may have gotten the wrong address" and she disappeared from my sight.
One day, a letter regerding school reunion come to my house.
So, I lied to my wife I was going to a bussiness trip
After the reunion, I went to the old shack just out of curiosity,
My neighbours said that she died
I did not shed a single tear
They handed a letter that she had wanted me to have
"My dearest son, I think of you all the time. I'm sorry that I come to your house and scared your children. I was so glad when I heared you are coming to the reunion. But I may not be able to get out of bed to see you. I am sorry that i was a constant embrassment for you when you were growing up. You see... When you were little, you gat into accident and lost your eye. As a mother, I couldn't stand watching you having to grow up with one eye. So, I gave you mine. I was so proud of my son who was seeing a whole new world for me in my place, with the eye. With my love to you" YOUR MOTHER.

Adakah jika kita berada di tempat pemuda tadi, adakah kita akan mengikut jejak langkahnya. Fikir-fikirkanlah. Jasa-jasa ibu terlalu besar bagi kita. Dapatkah kita membalasnya. Kepada ibu2 di Malaysia, selamat hari ibu. Jasa anda sukar untuk kami membalasnya.

Kisah ibu yang penyayang


Sempena hari ibu yang bakal berlangsung tidak lama lagi, hari ini ana ingin menceritakan satu kisah kepada semua yang sudi membacanya. Bukan apa yang ana maksudkan untuk mengikuti budaya barat yang hanya memilih tarikh tertentu untuk meraikan ibunya, namun hanyalah untuk sekadar kita beringat dan renungan supaya kita sama-sama mengingati apakah pengorbanan ibu kita itu mampu ditanggung oleh kita jika kita berada di tempatnya. Kisahnya bermula pada kehidupan seorang janda beranak tiga, dia telah bersusah payah membesarkan anak-anaknya sekuat yang boleh. Hendak di jadikan cerita, berjayalah anak-anaknya untuk melanjutkan pelajaran di MRSM-MRSM yang terkemuka selain seorang anaknya yang hanya berjaya melanjutkan pelajaran di salah sebuah SMKA yang berhampiran tempatnya.

Pembiayaan untuk pelajar MRSM ketika itu tersangat besar dan hampir-hampir si ibu ini tidak mampu untuk menampungnya. Namun, keras hatinya berbekalkan semangat anak ini bakal penerus kepada masa depan negara. Maka di tanggungnya segala derita. Lalu, terjadilah satu ujian untuk menguji kekuatan hati sang ibu ini. Anaknya yang belajar di SMKA di tuduh sebagai seorang pencuri malahan perkara itu di sebarkan kepada sekalian penduduk kampung. Alangkah hancurnya hati seorang ibu apabila mendengar berita sedemikian. Apatah lagi pesalahnya adalah anaknya yang belajar di SMKA. Tentulah besar harapannya untuk melihat anaknya ini hebat di dalam agama seperti yang sepatutnya ada pada seorang yang beraliran agama. Menitis air matanya setelah mendengar berita demikian.

Akhirnya dia mengambil keputusan berbincang dengan anaknya itu lalu apabila anaknya itu menyatakan bahawa tuduhan itu hanyalah tipu semata-mata, maka mengalir sekali lagi air matanya. Syukur.. Ucapnya. Dan pada ketika itu, si ibu menyatakan bahawa dia mempercayai kata-kata si anak ini dengan sepenuh hati. Sedih hati si anak, apabila si ibu yang mana telah mengetahui keburukan si anak ini yang banyak, namun apabila timbul permasaalahan begini, dia masih lagi mempercayai kata-kata si anak ini. Pada ketika itu, tekad si anak ini, dia pasti akan berubah demi menjadi insan yang di harapkan oleh si ibu itu tadi. Dan analah si anak itu. Dengan kasih sayang yang di berikan pada ana, harga berapakah yang boleh ana nilaikan melainkan ana doakan semoga suatu hari nanti dapat ana membalas jasa ibu ana ini. Maka ana memohon pada Allah semoga doa ana di makbulkan kerana seorang ibu boleh menjaga 10 orang anak, tapi 10 orang anak mungkin tidak dapat menjaga seorang ibu. Ana berharap ana bukan terdiri dari orang yang tidak dapat menjaga ibunya. Insyaallah, segala jasa ibu hanya Allah yang mampu membalasnya.

Pemimpin generasi muda


Pada yang mengenali akan diri ana dan mendengar ceramah tak rasmi ana pasti perkataan ini seringkali kedengaran. Kita adalah pemimpin generasi muda. Lalu di keluarkanlah dalil yang paling di ingati, kata saidina umar "jika kamu mahu melihat masa depan sesebuah negara, lihatlah pemuda pada hari ini." Perkataan ini sudah menjadi lali pada sebahagian orang. Tapi berapa orang di antara masyarakat atau pemuda kita tersedar yang selain dari kita kaum pemuda pemudi harapan negara, masih ada lagi yang lebih muda dari kita. Itulah ia kanak-kanak.

Pada waktu kini sudah berlaku satu sindrom yang paling besar di mata kita yakni sindrom kepemudaan sehinggakan kita lupa dan leka bahawa jika kita di katakan pemimpin, mereka ini lebih merupakan pemimpin dari kita. Betul jika kita menjawab apalah yang ada pada budak-budak ini. Mereka bukanlah matang. Itu jika kita ambil kanak-kanak berumur 12 tahun ke bawah sebagai sasaran kita. Namun cuba kita ambil pelajar sekolah menengah sebagai sasaran, itu merupakan lebih baik.

JIKA INGIN MELENTUR BULUH BIARLAH DARI REBUNGNYA
Pepatah ini mungkin sekali kerap kita dengari. Tapi sedarlah, pepatah ini tidak di wujudkan dengan sendiri dan ada kebenaran pada kata-kata tersebut. Pasti ada yang pernah mendengar mengenai kes-kes remaja yang berlaku di sekolah menengah. Adakah sekarang ini kita hanya patut menunding jari pada pihak guru yang pada di bayar dengan sejumlah wang untuk membetulkan mereka. Jika benar, maka persepsi ini perlu di ubah. Guru telahpun memainkan peranan penting untuk menyediakan suasana yang baik kepada mereka, namun oleh kerana bilangan mereka yang sedikit, tidak semua yang mereka ingin lakukan dapat di jalankan. Kerana itu, sebagai satu langkah, hari ini kita semua haruslah pergiatkan pergerakan kita di bekas-bekas sekolah kita dahulu. Berbanding dengan kita, mereka harus lebih mula menjejakkan tapak sebagai pemimpin supaya mana umat islam dapat di bawa dan di perkuatkan se maksima yang boleh.

PEMIMPIN-PEMIMPIN ISLAM PADA ZAMAN KEHEBATAN EMPAYAR ISLAM
Siapa tidak kenal dengan sultan Muhammad Al Fatteh yang telah memulakan suatu lembaran baru pada perjalanan tamadun Islam dengan pembukaan kota Constantinople dan menukarnya sebagai Istanbul. Atau Salahuddin Al Ayubi, tokoh perang salib yang di kenali kehebatannya malah oleh musuh-musuh islam sekalipun. Tahukah anda bahawa mereka tidak pernah mempersiakan zaman mudanya. Sultan salahuddin, semenjak kecil lagi, beliau telah di ingatkan bahawa beliau adalah pemimpin umat islam. Lalu kerana itulah gerak-gerinya hanyalah untuk membantu pada pembangkitan umat islam. Begitu juga Salahuddin Al Ayubi. Walaupun pada ketika awalnya beliau tidak mahu menerajui tampuk pemerintahan, namun beliau sudah di terangkan semenjak kecil lagi bahawa tugas beliau adalah untuk membantu umat islam. Namun, siapakah yang ingin menerangkan kepada remaja-remaja ini bahawa mereka adalah antara peneraju pada umat islam.

JOM KEMBALI KE SEKOLAH
Bukanlah promosi kasut yang di maksudkan, tetapi promosi bagi kita untuk membantu saudara-saudara seagama supaya mereka sedar dan faham akan hakikat kehebatan mereka. Insyaallah dengan bantuan kita para dai'e, moga-moga mereka dapat melihat jalan dan sedar akan matlamat apa yang mereka ingin capai di dunia. Bukan hasil yang Allah lihat, namun sejauh mana usaha kita demi mebantu agamanya. Insyaallah, bersama-sama la kita membantu golongan ini untuk melahirkan pemimpin generasi muda yang benar-benar berkualiti dan mengangkat martabat Islam ke tempat yang tertinggi. Amin.

Warkah buat rakan SMKADG ku


Saya mulakan ayat saya dengan kalimah suci bismillahirahmanirahim. Insyaallah apa yang saya tulis ini haraplah tidak mengguris hati mana-mana pihak kiranya. Aku berlindung daripada syaitan yang sifatnya sering membawa manusia ke arah kufar dan nafsu amarah yang seringkali memberi kaburukan kepada kita. Harap apa yang di tulis ini dapat di ambil pengajaran sebaik mungkin. Maka gunakanlah nikmat ilmu yang telah Allah anugerahkan kepada anda untuk menilai apa yang cuba saya samapaikan. Jika baik, maka ambillah ia sebagai pengajaran. Jika tidak, maka saya memohon seribu kemaafan akan kelemahan diri saya ini. Terimalah warkah saya untuk anda semua.

Pertama sekali sekalung tahniah di ucapkan kepada yang mana terdetik untuk menyatukan kembali semua sahabat-sahabat kita yang telah hilang sekian lama. Sememangnya mengikut penilaian diri ini tidaklah ia ada melainkan memberi kekuatan kepada kita. Sesungguhnya telah berfirman Allah di dalam Al Quranul Karim

Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu Dengan Yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang Yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan Yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha mendalam pengetahuannya (akan keadaan dan amalan kamu).(Al hujurat:13)

Maka bertepatan lah apa yang kita cuba lakukan dengan apa yang di tuntut. Mengenai cara itu haruslah kita sedar sesungguhnya matlamat tidak menghalalkan cara. Maka seharusnya kita selaku pelajar bekasan agama tiada lah melakukan sesuatu yang tidak kena pada syaraknya. Jadi ini bukanlah apa yang di persoalkan sekarang. Apa yang ingin kita persoalkan adalah sejauh mana komitmen kita pada apa yang kita rancangkan. Mudah menyebut, payah melaksanakan. Mungkin kata-kata ini tidaklah janggal bagi kita. Begitu juga dengan peribahasa melayu ringan sama di jinjing, berat sama di pikul. Adakah kat-kata ini hanya tinggal kata-kata. Benarlah umat islam ini tidak pernah lekang dek orang-orang yang mempunyai idea-idea yang bernas namun masaalah kita adalah tiada orang yang sudi mendukung amanah tersebut.

Ingatlah, idea tanpa usaha seperti mat jenin yang jatuh dari pokoknya. Usahlah bermimpikan ingin menjadi mat jenin moden yang Berjaya dalam hidupnya jika setiap dari ahli kita mengambil sikap endah tak endah akan apa yang di ideakan. Tidaklah saya menyatakan salah pada memiliki pemikiran yang bernas, tetapi jika tidak di lalui dengan usaha, maka ianya tidaklah wajar. Nampak seolah-olah ia seperti burung kakak tua, cakapnya pandai, fahamnya tidak.

Masaalah terbesar bagi kita sekarang adalah kita mengambil mudah tentang perancangan yang teliti. Ingatlah kata Assyahid imam hassan al banna "Sesungguhnya kebatilan yang di buat secara tersusun mampu mengalahkan kebenaran yang di buat secara tak terancang."

Hari ini, saya ingin membawa anda melihat program yang bakal di anjurkan ini bukan sekadar suatu program suka-suka yang tiada kelebihan pada dirinya, tetapi sebagai satu team yang membawa sepanduk islam juga tak lupa sepanduk alumni smkadg. Ia juga sebagai satu 'kursus' agar kita tidak tergolong dari golongan orang yang ingin menegakkan kebenaran tetapi tak pandai merancang. Kalau hanya program ini kita tidak mampu uruskan, maka janganlah kita berbincang mengenai sesuatu yang lebih besar kerana kita tidak lebih daripada sembang kosong dan tidak memberikan apa-apa impak kepada diri sendiri. Jadikanlah apa yang kita rancangkan sebagai tangga anda semua untuk bekerja sesama kita juga sebagai tangga pengubah diri kita semua supaya kita mampu menjadi insan yang lebih kuat dan ingatlah Allah menyukai lebih pada orang yang kuat berbanding yang lemah.

Oleh sebab ruang perbincangan anda lebih kepada membina alumni, maka ingin saya sebutkan beberapa perkara di sini. Pertama, sedarlah bahawasanya kita sebagai penuntut smka lebih di berikan harapan kepada kita untuk membina insane-insan peneraju masa depan. Katanya seorang hamba Allah, kita adalah umara’ berbentuk ulama’. Sekuarang-kurangnya itu yang di harapkan. Tetapi kita telah ketinggalan terkebelakang dalam membina generasi adik-adik kita supaya menjadi lebih hebat. Biarlah pada masa kita, kita tidak mendapat galakan dari senior-senior, jangan kita jadikan adik-adik kita memiliki nasib yang serupa sedangkan abang-abangnya menjadi orang hebat di tempat pengajiannya. Jangan akhirnya kita di tuduh malu untuk menyumbangkan sedikit tenaga kepada mereka. Alumni yang kita maksudkan ini bukan hanya semata-mata memberikan kelebihan kepada adik-adik kita, tetapi turut memberikan kelebihan di dalam bidang penyampaian dan gerak kerja kita. Dan semua ini pastilah akan memberikan impak yang besar kepada kita semua. Dan ingatlah, mukmin yang terbaik adalah yang memberikan kelebihan kepada dirinya dan orang lain.

Kesimpulannya, apa yang saya ingin katakan adalah usahlah kita merasakan apa yang kita perbuat ini tidak memberikan apa-apa kesan kerana ini merupakan satu ibadat kerana langkah kita merupakan satu langkah ke arah pembinaan diri kita juga pembinaan orang-orang yang mampu kita bantu ke arah yang lebih baik demi agama, bangsa dan Negara. Sebelum saya menghabiskan kata-kata ini, sudilah kiranya anda menjawab persoalan saya. Demi apakah anda belajar. Jika jawapannya untuk membantu agama, bangsa dan Negara, fikirkanlah kembali kerana kita sendiri tidak mampu membantu junior kita, inikan pula berbincang mengenai yang lain. Harapan saya janganlah di anggap program ini hanya sebagai reunion biasa, tetapi anggaplah ia sebagai gerak kerja awal kita ke arah pengalumnian smkadg dan jika anda membantu kami, tiadalah yang dapat kami ganjarkan melainkan jika anda ikhlas untuk agama, maka Allah lah jua yang akan menghadiahi anda dengan seiring dengan usaha anda bahkan lebih baik. Insyaallah. Bersama sekata sehati terasa. Taqyuddin Al Jundiy.

Dan kalaulah Tuhanmu (Wahai Muhammad) menghendaki, tentulah ia menjadikan umat manusia semuanya menurut ugama Yang satu. (tetapi ia tidak berbuat demikian) dan kerana itulah mereka terus-menerus berselisihan.. Tetapi orang-orang Yang telah diberi rahmat oleh Tuhanmu, (Mereka bersatu di Dalam ugama Allah)); dan untuk (perselisihan dan rahmat) itulah Allah menjadikan manusia. dan Dengan Yang demikian sempurnalah janji Tuhanmu: "Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka jahannam Dengan sekalian jin dan manusia (yang berdosa)".(Surah hud : 118 & 119)

Bersemangat tetapi tak ada semangat


"Siapa yang nak duit ini angkat tangan". Maka ramai la pelajar-pelajar mengangkat tangan. Di ulang lagi ayat yang sama kepada semua pelajar sebanyak 3 kali dan hasilnya meriah, semua angkat tangan nak minta duit seringgit. Biasalah, budak-budak. Seringgit itu seolah-olah aset bernilai sejuta pada mereka. Banyak makanan yang boleh di beli. Gula-gula penghias gigi rongak tu dah dapat 20 tu. Kemudian bangunnya seorang perempuan datang mengambil duit itu. Nah, terlopong kita. Hilang duit itu begitu sahaja. Apa yang di beritahu oleh penceramah ketika itu, kita kalau hanya bercakap, tetapi tiada usaha untuk membuatnya, maka kita ini tidak akan memberi sebarang kelebihan. Tetapi bagi ana, apa yang ana dapat adalah kita ini bersemangat tetapi tak ada semangat.

Inilah masaalah yang menimpa kita di zaman pasca moden ini. Idea yang banyak yang ada pada kita, namun apabila kita berbincang tentang menjalankannya, masing-masing berlepas tangan. Jadi mungkin patut ana tuliskan di sini, jika begini lah perangai umat islam, maka kita tidak akan jatuh di sebabkan kurang idea, tetapi lebih idea kurang usaha, itulah masaalahnya yang kita hadapi sekarang. Mana tidaknya, apabila kita berbincang mengenai idea, maka kumpulkanlah saja beberapa orang, maka 1001 idea bernas yang akan keluar. Tetapi kumpulkan 100 orang untuk melaksanakannya, maka ana dapat rasakan sebahagian darinya akan menolak pada sebahagian yang lain. Sebahagian lagi dari separuh itu akan buat kerja tak habis, sebahagian lagi dari bilangan yang tinggal akan membuat kerja sambil lewa dan sebahagian yang tinggal akan merasakan merekalah yang paling banyak membuat kerja lalu mereka membuat kerja sambil lewa. Ketika itu ikhlas bukan lagi satu medium yang akan di perbahaskan. Yang mereka akan sebut, janji siap lalu hasilnya mengecewakan. Apabila di bawa pemikirannya dengan bertanya ikhlaskah anda, maka jawapan yang biasa "Ahh, kamu tak rasa tak apa lah".
Penyakit kita umat islam pasca moden.

Maka di manakah boleh kita mengharapkan jika beginilah hasil-hasil yang kita perolehi. Saidina Umar pernah berkata "Jika kamu mahu melihat generasi yang akan datang, maka lihatlah generasi muda pada hari ini." Beban yang kita galas tidaklah berat jika kita bersama-sama. Itu yang ana pegangkan. Maka apabila sebahagian dari kita gemar melontarkan kata-kata atau idea yang bernas namun tidak mahu membantu atau menggerakkan jalan kerja ibadah samada ibadah ummumiah atau ibadah khususiah, maka kita samalah seperti menanam tebu di bibir mulut. Renungilah hadis ini wahai akhi dan ukhti sekalian.

Dari sahl bin saad assaidi r.a berkata, Rasulullah S.A.W bersabda; "Ya Allah! Jangan kau temukan aku dan mudah-mudahan kamu (sahabat) tidak bertemu di suatu masa di mana para ulama' sudah tidak di ikut lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak di segani lagi. Hati mereka seperti hati orang ajam(pada fasiqnya), lidah mereka seperti lidah orang arab (pada fasihnya).

Related Posts with Thumbnails

Arabic Dic

Buat daie-daie di seluruh dunia

Tinta ingatan

Anas bin Malik meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Di kala Allah menganugerahkan satu nikmat kepada seseorang hamba, lantas hamba itu menerimanya dengan ucapan ‘Alhamdulillah’ maka ‘Alhamdulillah’ yang diucapkan itu lebih baik daripada nikmat yang diterimanya.” (Hadis riwayat Ibn Majah)

About Me

My photo
Ya Allah ya tuhanku, aku memohon kepadamu, jika kerana kemuliaan sifat rahmahmu menidakkan kehebatanku di dunia supaya aku tidak merasa besar dengan diriku, maka, kau jadikanlah dengan kehebatanku ini mampu menghidupkan hati-hati insan yang lain untuk terus membantu agamamu.

Kisah kehidupan

Undi anda adalah rahsia

Bagaimanakah pandangan anta mengenai blog ana
Menakjubkan
Menarik
Perlu ditingkatkan
Perlu ditingkatkan
Delete jer

Free palestin

Followers

Sembang bersama ana


ShoutMix chat widget

Myblog log

Mutiara Hadith

Salam Sejahtera

Palestin info

Berita Harian