Salam Ukhwah Fillah

Listen to Quran

The simple message of Islam





The simple message of Islam

by Zahid bin Ghulam


This life we are told is indeed a test

so every nation with prophets was blessed

124 thousand we learn from Hadith

prophets came with the message of peace

They had the same message, Allah is one

he has no partners and has no son

Do good deeds and worship your Lord,

help the needy with what you can afford


David, Jesus, Abraham, Moses and more

are some of the prophets that came before

They were only men we mustn't confuse

selected by Allah to bring the good news

After these Prophets had passed away

people got mixed up and went astray

They changed the message to suit their needs

worshipped idols and start bad deeds


Another Prophet Allah would send

and their way of life he would amend

This pattern repeated again and again

until Muhammed the final messenger came

A madman, a poet, a magician or what

all of the above he was not

His honesty and character they had all seen

this pure noble soul they called Al-Amin

Muhammed the truthful, was indeed sincere

Allah's final messenger to many it was clear

He had been appointed to guide mankind

to illuminate ignorant hearts so blind


The message was beautiful and so pure

to the hearts of mankind the wisdom did lure

It filled their lives with love and compassion

Muhammed words? No it can only be revelation

The prophet himself could not read or write

yet Allah gave him this illuminating light

It entered their hearts purifying their souls

and the faithful scribes wrote it on scrolls

In Ramadan the whole Quran was recited and said

even today by millions of Muslims it is read

Every word was recorded like the prophet was told

the exact same message fourteen hundred years old

The Quran is now for all mankind a guide,

it can never be changed and will forever abide,

Its a promise of Allah - an undisputed fact

the message sent to Muhammed will remain intact

No more idols or lords we should erect

the oneness of Allah we should respect

Part of the first pillar known as Tawheed

recited la-illah ha illallah the Muslim creed

We should pray Salah like the prophet taught

and ask for Allah's help like the Prophet sought

To taqwah and unity this will indeed give rise

the second pillar of Islam, the spiritual exercise


We must fast in the whole month of Ramadan

and do good deeds as many as we can

This gift of life we begin to appreciate

by not drinking or eating not even a date


Ramadan is a month Muslims eagerly await

peace, unity and happiness it does create

removing the blinkers a fresh outlook we see

this wonderful month, pillar number three

Some of our wealth we give to those in need

the homeless and hungry we must try and feed

The poor are helped much by this gift so small

this is called Zakat the fourth pillar so tall

To visit the Kabaah, the house of Allah

every Muslim must travel from near and far

Once in a lifetime this great journey we make

the final pillar, a tough task we undertake

The rich, the poor, the black and the white

the male, the female equal in Allah's sight

From all walks of life to hajj they all came

standing before Allah they are all the same

To always be good and honest we must try

we need to remember one day we will die

Only a very small time we can spend here

then we must leave this world so dear


We will be asked about the life we spent

if we did good to heaven we will be sent

this will be decided on the Judgment day

and in heaven or hell we will forever stay

No more guides or prophets will be sent again

instead we have the Quran so deep yet plain

If we get confused to the Quran we turn

a message from the most high from which to learn


For all mankind and forever more

wisdom and teachings it does store

To eternal life it opens the door

the words of our creator that we cant ignore


There are millions of Muslims in the world today

the fastest growing religion experts say

Together to the one true God Muslims Pray

by following the Quran, its only Allah we Obey



Bingkisan lagu utk anda dengarkan



INGATLAH ANDA SEMUA

Berhati hati terima pujian




Rasulullah berpesan hati-hati beri, terima pujian
Oleh Prof Madya Maznah Daud

SUKA dipuji dan memuji diri sendiri adalah sifat mazmumah yang membuahkan sikap riak. Sebenarnya yang layak dan berhak dipuji hanyalah Allah. Inilah maksud dalam surah al-Fatihah: “Segala puji hanya untuk Allah, Pencipta dan Penguasa seluruh alam.” (Surah al-Fatihah, ayat 2)

Segala yang kita kagum dan takjub semuanya rekaan Allah Yang Maha Bijaksana termasuklah diri dan segala kepakaran serta kebolehan yang ada pada kita. Justeru, di mana letaknya kewajaran dibuai perasaan bangga dan bahagia apabila mendapat pujian yang belum teruji keikhlasannya?

Memuji Allah dengan lafaz ‘Alhamdulillah’ mengandungi pengiktirafan akan Kebesaran, Keagungan, Kesempurnaan zat dan sifat-Nya. Di samping itu, ia juga mengandungi pengertian kesyukuran tulus ikhlas di atas segala nikmat-Nya yang tidak terkira.

Memuji Allah adalah satu ibadat dan Allah sangat suka kepada hamba yang memuji-Nya. Jabir bin Abdullah meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Zikir yang paling afdal ialah ‘LailahaillaAllah’ dan doa yang paling afdal ialah ‘Alhamdulillah’.” (Hadis riwayat at-Tirmizi)

Anas bin Malik meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Di kala Allah menganugerahkan satu nikmat kepada seseorang hamba, lantas hamba itu menerimanya dengan ucapan ‘Alhamdulillah’ maka ‘Alhamdulillah’ yang diucapkan itu lebih baik daripada nikmat yang diterimanya.” (Hadis riwayat Ibn Majah)

Daripada Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Apabila seseorang hamba berkata, “Wahai Tuhanku, untuk-Mu saja segala pujian yang selayaknya dengan keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu, dua malaikat terpinga-pinga, tidak tahu apa yang hendak dicatatkan. Lalu kedua-duanya segera menghadap Allah dan berkata: Wahai Tuhan kami, sesungguhnya seorang hamba-Mu mengungkap satu ucapan yang kami tidak mengetahui bagaimana menulis pahalanya. Allah bertanya apakah ungkapan itu sedangkan Dia sudah mengetahuinya. Maka malaikat itu menyebut ungkapan yang didengari. Allah berfirman kepada kedua-duanya: Kalian berdua tulislah apa yang diucapkan oleh hamba-Ku itu. Apabila tiba waktu dia kembali menemui-Ku nanti Aku akan memberinya ganjaran yang sesuai dengan ucapannya itu.” (Hadis riwayat Ibn Majah)

Diriwayatkan, Rasulullah SAW mendengar seorang lelaki memuji seorang lelaki lain, lantas Baginda SAW bersabda yang maksudnya: “Malang kamu! Sesungguhnya kamu sudah memotong lehernya! Kemudian Baginda SAW menambah: “Sekiranya seseorang daripada kamu tidak dapat mengelak daripada memuji temannya maka hendaklah dia berkata, saya kira begini, jangan sekali-kali dia menyucikan seseorang mengatasi Allah.” (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Muawiyah berkata bahawa Rasulullah SAW jarang sekali meninggalkan pesanan ini di dalam khutbah Jumaatnya: “Sesiapa yang Allah kehendaki kebaikan untuknya, diberinya kefahaman yang mendalam mengenai agama. Sesungguhnya harta itu manis lagi menawan. Sesiapa yang mengambilnya dengan cara yang benar, diberkati padanya. Berwaspadalah kamu daripada perangai puji memuji. Sesungguhnya pujian itu adalah sembelihan.” (Hadis riwayat Ahmad)

Namun kita perlu bezakan antara memuji (ada udang sebalik batu) dengan memberikan pengiktirafan dan penghargaan. Memberikan pengiktirafan dan penghargaan digalakkan bertujuan memberi galakkan, melebarkan silaturahim dan mengeratkan kasih sayang. Nawaitu perlu dijaga sepanjang waktu.

Kita juga dilarang memuji diri sendiri dan menyebut kebaikan diri. Firman Allah yang bermaksud: “Tidakkah engkau perhatikan (dan merasa pelik wahai Muhammad) kepada orang-orang yang membersihkan (memuji) diri sendiri? (Padahal perkara itu bukan hak manusia) bahkan Allah jugalah yang berhak membersihkan (memuji) sesiapa yang dikehendaki-Nya (menurut aturan syariat-Nya); dan mereka pula tidak akan dianiaya (atau dikurangkan balasan mereka) sedikitpun.” Surah an-Nisaa, ayat 49)

Menurut al-Hasan dan Qatadah, ayat ini mengenai Yahudi dan Nasrani yang mendakwa mereka adalah anak Allah dan kekasih-Nya. Mereka juga berkata: “Tidak sekali-kali akan masuk syurga melainkan orang-orang yang beragama Yahudi atau Nasran. Yang demikian itu hanyalah angan-angan mereka saja. Katakanlah (wahai Muhammad): “Bawalah ke mari keterangan-keterangan yang (membuktikan kebenaran) apa yang kamu katakan itu, jika betul kamu orang-orang yang benar.” (Surah al-Baqarah, ayat 111)

Al-Miqdad bin al-Aswad berkata Rasulullah SAW memerintahkan kami supaya menabur pasir ke muka orang yang suka memuji diri.” (Hadis riwayat Muslim)

Terkesan dengan tarbiah al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, Umar bin al-Khattab pernah berkata: “Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti menimpa kamu ialah kagum kepada buah fikiran dan diri sendiri. Sesiapa yang mendakwa dia orang yang beriman, maka sebenarnya dia kafir. Dan sesiapa yang mendakwa dia orang yang berilmu, maka sebenarnya dia jahil. Dan sesiapa yang mendakwa dia ahli syurga, maka sebenarnya dia ahli neraka.” (Hadis riwayat Ibn Marduwaih)

Muhammad yang terunggul.....


Akhbar mingguan 'Time' keluaran 15hb Julai 1974, telah memetik kenyataan beberapa pengkaji sejarah, penulis, pegawai tentera, pedagang dan lain-lain mengenai "siapakah pemimpin dunia yang teragung sekali dalam sejarah dunia?" Ada yang mengatakan Hitler, yang lain menyatakan Ghandi, Buddha, Lincoln dan macam-macam lagi. Tetapi seorang penganalisa ilmu jiwa bernama Jules Masserman berbangsa Amerika telah menyebut syarat-syarat memilih pemimpin seumpama itu.


Katanya pemimpin pilihan itu haruslah mempunyai tiga ciri-ciri penting:-


1. Menjaga kepentingan manusia yang di hadapinya.


2.Mengadakan satu peraturan sosial yang mana umat dapat merasa selamat dalam hidupnya.


3. Mewujudkan satu rangka kepercayaan rohani.


Tiga syarat di atas tadi beliau berkata Hitler, Pasteur, Confucius dan lain-lain, maka golongan orang seperti pasteur dan Salk termasuk golongan pertama. Orang-orang seperti Ghandi dan Confucius di satu pihak, Iskandar Zulkarnain, Caesar dan Hitler terhimpun pada golongan kedua dan ketiga, Nabi Isa dan Gautama Buddha terhimpun khas pada golongan yang ketiga. Tetapi yang paling unggul pemimpin untuk semua zaman ialah Nabi Muhammad yang dapat menghimpun ketiga-tiga kategori dan merangkumi semua syarat.


Di petik dari:

apa kata BIBLE terhadap NABI MUHAMMAD

oleh Ahmad Deedat

Kesan Zikir Terhadap Otak Manusia


Otak hanyalah aktiviti-aktiviti bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi membolehkan ia berfungsi dengan sempurna. Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain.. Semua aktiviti yang kita lakukan dan kefahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah daripada aliran interaksi bio-elektrik yang tidak terbatas..

Oleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Ini menyebabkan berlakunya satu aliran bio-elektrik di kawasan-kawasan saraf otak tersebut. Apabila zikir disebut berulang-ulang kali, aktiviti saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-elektrik. Lama-kelamaan kumpulan saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut sama aktif. Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan. Otak mula memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeza dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini. Otak yang segar dan cergas secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.

Hasil kajian makmal yang dilakukan terhadap subjek ini dimuatkan dalam majalah Scientific American, keluaran Disember 1993. satu kajian yang dilakukan di Universiti Washington dan ujian ini dilakukan melalui ujian imbasan PET yang mengukur kadar aktiviti otak manusia secara tidak sedar. Dalam kajian ini, sukarelawan diberikan satu senarai perkataan benda. Mereka dikehendaki membaca setiap perkataan tersebut satu persatu dan mengaitkan perkataan-perkataan dengan kata kerja yang berkaitan. Apabila sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bahagian berbeza otak mempamerkan peningkatan aktiviti saraf, termasuk di bahagian depan otak dan korteks.

Menariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi senarai perkataan yang sama berulang-ulang kali, aktiviti saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain. Apabila senarai perkataan baru diberikan kepada mereka, aktiviti saraf kembali meningkat di kawasan pertama. Ini sekali gus membuktikan secara saintifik bahawa perkataan yang diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kecergasan otak dan menambah kemampuannya.


Oleh itu, saudara-saudara ku seIslam, ketika saintis Barat baru menemui mukjizat ini, kita umat terpilih ini telah lama mengamalkannya dan menerima manfaatnya. Malang bagi mereka yang masih memandang enteng kepentingan berzikir dan mengabaikannya.

Related Posts with Thumbnails

Arabic Dic

Buat daie-daie di seluruh dunia

Tinta ingatan

Anas bin Malik meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Di kala Allah menganugerahkan satu nikmat kepada seseorang hamba, lantas hamba itu menerimanya dengan ucapan ‘Alhamdulillah’ maka ‘Alhamdulillah’ yang diucapkan itu lebih baik daripada nikmat yang diterimanya.” (Hadis riwayat Ibn Majah)

About Me

My photo
Ya Allah ya tuhanku, aku memohon kepadamu, jika kerana kemuliaan sifat rahmahmu menidakkan kehebatanku di dunia supaya aku tidak merasa besar dengan diriku, maka, kau jadikanlah dengan kehebatanku ini mampu menghidupkan hati-hati insan yang lain untuk terus membantu agamamu.

Kisah kehidupan

Undi anda adalah rahsia

Bagaimanakah pandangan anta mengenai blog ana
Menakjubkan
Menarik
Perlu ditingkatkan
Perlu ditingkatkan
Delete jer

Free palestin

Followers

Sembang bersama ana


ShoutMix chat widget

Myblog log

Mutiara Hadith

Salam Sejahtera

Palestin info

Berita Harian